Henri CAMEL - Sejarah Mengatakan
  Home
  Kirim Kabar
  Buku Tamu
  Belajar Ibadah yuk...
  Artikel SOE HOK GIE
  Sejarah Mengatakan
  Wafatnya Bung Karno

Tadjoek-Tadjoek MOCHTAR LUBIS : (dikemas dalam bahasa tanpa EYD)

-         Dengan diterimanja Pancasila sebagai landasan negara, maka haroes dapat ditinggalkan perlombaan partai-partai jang berdasarkan agama dan ideologi. (Koran Harian, Indonesia Raya, 15 November 1968)

-         Soenggoeh sia-sia oeang negara dipergoenakan oentoek menggadji para anggota DPR selama ini ! (Koran Harian, Indonesia Raya, 3 Juli 1970)

-         Dilaporkan bahwa oentoek masoek ITB orang haroes membajar sampai 60 riboe roepiah. Demikian poela Oeniversitas-oeniversitas lain, oeang masoek jang diminta berdjumlah antara poeloehan hingga ratoesan riboe. (Koran Harian, Indonesia Raya, 3 Januari 1969)

-         Berita dari Bandoeng jang mengatakan bahwa oeang soembangan oentoek memasoeki Fakoeltas Kedokteran UNPAD sampai berdjoemlah setengah djoeta roepiah sehingga mengedjoetkan kita. Betapa tidak, oeang soembangan jang besar itoe dikenakan oleh seboeah Oeniversitas Negeri jang mendapatkan anggaran dari pemerintah. (Koran Harian, Indonesia Raya, 10 Maret 1969)

-         Oentoek masoek Universitas diminta dari 20 sampai 80 riboe roepiah, malahan dikabarkan orang-orang toea jang dikenal kaja tetapi anak-anaknja agak bodoh dan tetapi ingin masoek Oeniversitas sampai ada jang diminta membajar ratoesan riboe roepiah. Masoek SMP dan SMA diminta sampai 10 riboe roepiah. (Koran Harian, Indonesia Raya, 12 Februari 1970)

-         Biaja-biaja resmi jang dipungut oentoek dapat masoek SMP dan SMA soedah berdjoemlah belasan riboe roepiah, ditambah dengan soembangan-soembangan. Sedang oentoek masoek Oeniversitas telah melondjak dari poeloehan hingga ratoesan riboe roepiah. Malahan angka satoe djoeta ke atas poen telah moelai diseboet. (Koran Harian, Indonesia Raya, 30 Januari 1971)

 

Kasus-Kasus Di Zaman ORDE BARU masa Otoriter intimidasi SOEHARTO :

-         Kalo dilihat dari perspektif sejarah, maka ada beberapa moments penting yang mendukung proses naiknya Soeharto sebelum keluarnya surat perintah 11 Maret 1966. Antara lain : Skenario Soeharto merebut kekuasaan tertinggi (Presiden RI) ditempuh melalui 4 tahap atau disebut sebagai (“KUDETA MERANGKAK”) , yaitu :

A.     Menyingkirkan para perwira yang menjadi saingan beratnya, seperti A.Yani dan Nasution, ini terwujud di G 30 S.

B.     Melikuidasi PKI , partai besar yang saat itu akrab dengan Bung Karno. Hal ini terlaksana setelah PKI dituduh mendalangi G 30 S.

C.     Memisahkan Bung Karno dari para pengikutnya. Hal ini tercapai saat Soeharto dan Kelompoknya menangkapi 15 Menteri sekitar sepekan setelah keluarnya surat 11 Maret 1966.

D.     Setelah tiga tahap itu tercapai, Bung Karno dengan mudah dijatuhkan dan secara konstitusional seolah-olah dibenarkan melalui ketetapan MPRS.

 

-         Pada September 1984 dalam kasus Tanjung Priok sekitar 200 orang Islam mati terbunuh (Dibantai), oleh tiga perwira yang terlibat Jend.Benny Murdani (Panglima ABRI), Jend.Tri Sutrisno (Pangdam Jakarta), dan Let.Kol.Butar Butar (Kodim di Jakarta Utara) Peristiwa Tanjung Priok ini merupakan operasi khusus yang Brutal dan terakhir kalinya, serta melibatkan beberapa kolega dekat dari Ali Murtopo dengan tujuan utama mendeskreditkan umat Islam dan agar partai GOLKAR menang dalam Pemilu tanpa pesaingnya dari partai Islam seperti PPP dan Soeharto terpilih menjadi Presiden RI yang kesekian kalinya dan juga memberi kedudukan dalam parlemen-parlemen Negara bagi para ABRI yang terlibat dalam kasus Tanjung Priok.

Today, there have been 6 visitors (6 hits) on this page!
This website was created for free with Own-Free-Website.com. Would you also like to have your own website?
Sign up for free